Madura
Bagi kebanyakan orang, jika mendengar nama Madura kesan yang muncul biasanya beragam. Tapi kalau misalnya dibuatkan satu tema khusus, ada satu kata yang bisa mewakili; unik. Ya, Madura, pulau yang ada di ujung provinsi Jawa Timur dengan kekayaan budayanya. Selain kaya akan budayanya, Madura juga terkenal dengan kulinernya. Salah satu kuliner yang terkenal seantero Indonesia yaitu sate. Dengan racikan bumbu yang khas, sate sudah menjadi kuliner yang melekat dengan nama Madura. Dengan semua keunikan yang ada, ada satu stigma negatif yang sulit dihapuskan, yaitu stigma kekerasan. Padahal, jika dihitung secara matematis kekerasan yang terjadi di madura (baca: Carok) jumlahnya teramat kecil dan tidak mendominasi.
Sebagai seorang yang lahir dan besar di Madura, buat saya Madura bukan hanya kampung halaman, tapi Madura bagi saya tempat belajar nilai-nilai kehidupan. Jika diluaran sana, ada stigma & persepsi yang kurang baik terhadap Madura, maka boleh jadi ia belum mengenal secara mendalam. Nilai-nilai kehidupan yang saya maksud diantaranya, kerja keras, tidak pantang menyerah & tawakkal. Tiga nilai yang saya sebutkan ini, bagi orang Madura sudah menjadi nafas dalam kehidupan keseharian. Hal itu tercermin dalam kegiatan sehari-hari. Khususnya ketika bekerja. Maka tidak heran, orang Madura tersebar di seluruh Indonesia dengan profesinya yang beragam. Tetapi lebih dominan yang berprofesi sebagai wirausahawan.
Selain dengan tiga nilai yang disebutkan diatas, orang Madura juga dikenal dengan religiusitasnya yang sangat tinggi. Pulau Madura sendiri dijuluki serambi Madinah. Islam dan Madura ibarat senyawa yang sulit dipisahkan. Ratusan pesantren tersebar di pulau ini. Mencerminkan masyarakatnya yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Sekali lagi, bagi saya Madura bukan sekedar kampung halaman, tapi Madura adalah rumah ketika lelah di perantauan. Tempat menimba nilai-nilai kearifan. Kemudian diimplementasikan dalam kehidupan keseharian di tanah rantau. Pada akhirnya, mungkin Madura tempat saya berpulang, tempat saya istirahat untuk selamanya. Menjelaskan Madura tidak cukup dengan tulisan singkat seperti ini. Karena tulisan ini ditulis dengan cepat. Agar ide-ide yang hadir di kepala bisa diabadikan dalam bentuk tulisan. Mungkin di lain waktu, saya bisa menjelaskan Madura dengan runtut dan sistematis. Semoga. []
Komentar
Posting Komentar