2019 Ganti Lokomotif?
(Tulisan ini sempat viral pada tahun 2019 lalu menjelang pelaksanaan Pilkades di salah satu desa di Sumenep, Madura)
Refleksi menjelang pilkades Bilapora Rebba
Beberapa hari terakhir, kebiasaan saya di pagi hari sedikit berubah. Biasanya, duduk beberapa menit seraya menahan kantuk lantas tidur. Rutinitas tersebut perlahan sedikit saya hapus dari 'menu' kegiatan keseharian. Salah satunya membiasakan diri lari-lari kecil di sepanjang jalan depan rumah. Lantas menyeduh teh, sambil membaca koran Jawa Pos. Rubrik yang paling saya suka rubrik opini. Dimana para akedemisi, praktisi dll memberikan argumen, menguras dalil untuk memperkuat tulisan opininya supaya lebih mudah 'diakses' masyarakat.
Tempo hari, kebetulan saya membaca kolom jati diri yang menjabarkan kondisi Bumi Pertiwi pasca pilpres 2019. Ditulisan singkat tersebut, dijelaskan bahwasanya perselisihan antara 'cebong' dan 'kampret' terus berlangsung meskipun MK sudah mengetuk Palu tanda berakhirnya sengketa pilpres 2019. _Polarisasi dukungan di masyarakat masih sangat terasa. Di media sosial, saling fitnah dan menjatuhkan antara pendukung Jokowi-Ma'ruf dan pendukung Prabowo-Sandi masih terus terjadi.Tulis kolumnis yang tidak tersebut namanya di awal tulisan.
Toh, bagi masyarakat wong cilik seperti saya, hanya harapan seluas samudera kepada presiden yang dimenangkan oleh MK agar membawa kapal besar bernama Indonesia mengarungi lautan lebih baik. Tidak ada lagi janji kampanye yang tidak di tepati. Berhentilah melucu, pak Jokowi!
Ditengah badai polarisasi yang tak kunjung usai, suatu waktu dalam perbincangan yang hangat, kawan karib membuka percapakan perihal isu pilkades serentak kabupaten Sumenep terkhusus desa Bilapora Rebba september nanti. "Harapan besar saya, semoga kades yang baru nanti bisa mengoptimalkan potensi desa yang kita miliki. Terkhusus anak mudanya", selorohnya dengan nada semangat.
Lalu, kran percakapan mulai saya imbangi, "menurutmu bung, bagaimana dana desa yang digelontorkan 1M oleh pemerintah tiap tahunnya, apakah sudah dioptimalkan untuk kemajuan desa?",kawan karib saya menjawab, "Nah, itu saya kurang tau, karena beberapa tahun terakhir saya kurang mengikuti perkembangan desa, kebetulan saya tinggal di luar kota, bang. Namun, menurut desas desus yang beredar, masyarakat kehilangan trust atau kepercayaan. Kita lihat sendiri, lah, perkembangan desa dari berbagai segi terlihat macet. Dari hal yang kecil saja, seperti karang taruna, di desa kita ndak ada, loh". Ucapnya, dengan nada meyakinkan. Di penghujung percapakan, kawan karib dengan penuh semangat mengatakan, "Viralkan hastag #bilporkadesbaru". Saya tertawa terkekeh-kekeh.
Terlepas benar atau tidaknya fakta di lapangan, namun sebagai pemuda kampung yang mempunyai semangat turut memberikan kontribusi terhadap kemajuan desa, saya sendiri mempunyai harapan-harapan besar kepada kades terpilih nanti. (1) Mengembangkan ekonomi desa. (2) Memberikan wadah kepada pemuda desa untuk mengembangkan potensi yang ada. (3) Pendidikan tak lagi dipandang sebelah mata dan harapan-harapan besar lain dari masyarakat desa. Bagaimana pendapat teman-teman, Apa perlu #2019gantilokomotif? []
#Politik #demokrasi
Refleksi menjelang pilkades Bilapora Rebba
Beberapa hari terakhir, kebiasaan saya di pagi hari sedikit berubah. Biasanya, duduk beberapa menit seraya menahan kantuk lantas tidur. Rutinitas tersebut perlahan sedikit saya hapus dari 'menu' kegiatan keseharian. Salah satunya membiasakan diri lari-lari kecil di sepanjang jalan depan rumah. Lantas menyeduh teh, sambil membaca koran Jawa Pos. Rubrik yang paling saya suka rubrik opini. Dimana para akedemisi, praktisi dll memberikan argumen, menguras dalil untuk memperkuat tulisan opininya supaya lebih mudah 'diakses' masyarakat.
Tempo hari, kebetulan saya membaca kolom jati diri yang menjabarkan kondisi Bumi Pertiwi pasca pilpres 2019. Ditulisan singkat tersebut, dijelaskan bahwasanya perselisihan antara 'cebong' dan 'kampret' terus berlangsung meskipun MK sudah mengetuk Palu tanda berakhirnya sengketa pilpres 2019. _Polarisasi dukungan di masyarakat masih sangat terasa. Di media sosial, saling fitnah dan menjatuhkan antara pendukung Jokowi-Ma'ruf dan pendukung Prabowo-Sandi masih terus terjadi.Tulis kolumnis yang tidak tersebut namanya di awal tulisan.
Toh, bagi masyarakat wong cilik seperti saya, hanya harapan seluas samudera kepada presiden yang dimenangkan oleh MK agar membawa kapal besar bernama Indonesia mengarungi lautan lebih baik. Tidak ada lagi janji kampanye yang tidak di tepati. Berhentilah melucu, pak Jokowi!
Ditengah badai polarisasi yang tak kunjung usai, suatu waktu dalam perbincangan yang hangat, kawan karib membuka percapakan perihal isu pilkades serentak kabupaten Sumenep terkhusus desa Bilapora Rebba september nanti. "Harapan besar saya, semoga kades yang baru nanti bisa mengoptimalkan potensi desa yang kita miliki. Terkhusus anak mudanya", selorohnya dengan nada semangat.
Lalu, kran percakapan mulai saya imbangi, "menurutmu bung, bagaimana dana desa yang digelontorkan 1M oleh pemerintah tiap tahunnya, apakah sudah dioptimalkan untuk kemajuan desa?",kawan karib saya menjawab, "Nah, itu saya kurang tau, karena beberapa tahun terakhir saya kurang mengikuti perkembangan desa, kebetulan saya tinggal di luar kota, bang. Namun, menurut desas desus yang beredar, masyarakat kehilangan trust atau kepercayaan. Kita lihat sendiri, lah, perkembangan desa dari berbagai segi terlihat macet. Dari hal yang kecil saja, seperti karang taruna, di desa kita ndak ada, loh". Ucapnya, dengan nada meyakinkan. Di penghujung percapakan, kawan karib dengan penuh semangat mengatakan, "Viralkan hastag #bilporkadesbaru". Saya tertawa terkekeh-kekeh.
Terlepas benar atau tidaknya fakta di lapangan, namun sebagai pemuda kampung yang mempunyai semangat turut memberikan kontribusi terhadap kemajuan desa, saya sendiri mempunyai harapan-harapan besar kepada kades terpilih nanti. (1) Mengembangkan ekonomi desa. (2) Memberikan wadah kepada pemuda desa untuk mengembangkan potensi yang ada. (3) Pendidikan tak lagi dipandang sebelah mata dan harapan-harapan besar lain dari masyarakat desa. Bagaimana pendapat teman-teman, Apa perlu #2019gantilokomotif? []
#Politik #demokrasi
Komentar
Posting Komentar