PEMIKIRAN PENDIDIKAN ALM. ABDULLAH SAID (Elaborasi Pemikiran Pendidikan Abdullah Said untuk Pengembangan LPI Hidayatullah di Era kontemporer)
Pada awal
perintisan, beliau di temani 5 orang sahabat yang telah berikrar setia untuk ikut
serta membantu merintis lembaga pendidikan dan pengajaran yang tidak hanya transfer ilmu (transfer of
knowledge) semata, melainkan sebagai wasilah untuk membumikan
nilai-nilai Islam. Kelima orang tersebut adalah Ustadz Usman Palase (berlatar
belakang pendidikan Persis Bangil Jatim),
Ustadz A. Hasan Ibrahim (Alumni PP Krapyak Yogyakarta) Ustadz Hasyim HS (Alumni
PP. Gontor Ponorogo), Ustadz Nadzir Hasan dan Ustadz Kisman (Akademi Tarjih
Muhammadiyah).
Awal
berdirinya, sekretariat pesantren bertempat di rumah HM Rasyid di jalan Gunung
Sari, Balikpapan. Seiring berjalannya waktu, kegiatan pesanten di pindah oleh
Ustadz Abdullah Said dkk di sebuah tempat di puncak gunung Karang Rejo. Sebuah
kebun milik janda tua yang tanahnya di wakafkan sepenuhnya untuk kegiatan
pendidikan. Di tempat inilah proses penggemblengan ruhani semakin di tingkatan.
Puasa daud, qiyamul lain di galakkan saban hari dengan harapan mendapatkan
pertolongan serta diberikan kemudahan oleh Allah SWT.
Dari
waktu ke waktu pesantren Hidayatullah akhirnya memantapkan diri berdomisili di
daerah Gunung Tembak Balikpapan di atas tanah seluas 120 ha. atas jasa H.
Asnawi arbain (walikota Balikpapan saat itu) yang berusaha mencarikan lokasi
yang strategis untuk kegiatan pendidikan pesantren.
Dalam
proses perjalanannya, lembaga Hidayatullah berkembang begitu pesat. bahkan sampai saat
ini Hidayatullah telah memproklamirkan diri sejak th. 2010 sebagai ormas yang
konsen bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan ekonomi. Dari kota, desa hingga daerah pedalaman di
seluruh Indonesia hampir semuanya tersentuh oleh konsep pendidikan, dakwah dan
ekonomi yang di tawarkan Hidayatullah.
Menurut
data yang di peroleh dari depdik hidayatullah, hingga pada tahun 2017 lalu, Hidayatullah
sudah memiliki 240 sekolah yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Namun, di
tengah badai perkembangan kuantitas begitu pesat, ada poros yang harus
dibentengi khususnya bidang pendidikan. Sehingga tidak mengalami disorientasi. Seiring
berkembangnya teknologi informasi, banyak kalangan pelajar, baik pelajar
Hidayatullah maupun pelajar di luar lembaga Hidayatullah menggunakan teknologi
tidak secara baik. Hal ini perlu adanya solusi yang konstruktif dan aplikatif
dalam membentengi pelajar hidayatullah agar tidak Tersibgah dalam
kubangan teknologi yang negatif serta mampu beradaptasi dengan baik dengan
perkembangan teknologi yang kian hari semakim masif. untuk bisa menjawab problem
tersebut, elaborasi pemikiran pendidikan ust. Abdullah Said yang berbasis pendidikan tauhid bisa menjadi pijakan awal.
PENDIDIKAN BERBASIS TAUHID
Dalam artikelnya yang berjudul “Generasi tahan uji”
Ust. Abdullah Said menulis “makin tinggi kualitas syahadat seseorang, makin
besar tanggung jawab yang di pikul. Makin banyak beban tanggung jawab terpikul,
makin menggebu-gebu pula gairah kerja serta semangat juang dalam memanfaatkan
waktu secara maksimal. Besar kecilnya tanggung jawab seseorang menjadi tanda
kualitas syahadatnya, yang dapat diukur pada caranya memanfaatkan waktu. Seorang
yang berkualitas selalu menumbuh suburkan bibit syahadatnya agar dapat terus di
tingkatkan lebih tinggi lagi. Tiada waktu tanpa peningkatan kualitas syahadat.
Tiada program kecuali peningkatan iman. Tiada mati kecuali dalam puncak jenjang
syahadat, pasrah diri kepada Tuhan.
dari potongan artikel di atas, Allahuyarham
Ust. Abdullah Said mengajak kepada pembaca untuk senantiasa memperbaharui
kualitas syahadat setiap harinya. karena dengan syahadat yang kokoh, seorang
hamba akan optimal dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya.
Sampai hari ini, pendidikan berbasis tauhid menjadi
kebutuhan mendesak bagi seluruh pelajar muslim. Pendidikan tauhid adalah solusi
paling ideal untuk menghadapi tantangan zaman, tantangan teknologi di masa
depan. dengan pendidikan berbasis tauhid pada gilirannya akan menghasilkan
output pendidikan yang tidak hanya cerdas dari sisi intelektual dan emosioal
saja, lebih dari itu kecerdasan spiritual tertancap kokoh serta mempunyai
karakter kepribadian nilai-nilai Islam. Oleh karenanya memahami pendidikan
berbasis tauhid adalah langkah paling awal.
Konsep pendidikan tauhid adalah buah pemikiran panjang
Allahuyarham Ust. Abdullah Said setelah melihat begitu carut marutnya
kondisi pendidikan negeri. Pendidikan
tauhid adalah konsep pendidikan yang mengantarkan peserta didik mampu mengenal
dirinya sekaligus mengenal Allah SWT. tumbuh spirit belajarnya, tampil dengan
semangat etos kerja yang membanggakan hanya semata-mata mengharap ridho Allah
SWT.
Konsep
pendidikan tauhid mengajak kepada
seluruh pelajar muslim untuk senantiasa mentarbiyah diri mempunyai karakter
berlandaskan nilai-nilai Islam. betapun pengetahuan yang sudah ia kuasai, ia
harus tetap teguh berpegang kepada tali tauhid dan meyakini bahwa pengetahuan
datangnya hanya dari rabbul alamien Allah SWT.
Sementara
itu, konsep pendidikan yang tidak berlandaskan tauhid akan senantiasa
kehilangan arah, akan terombang-ambing, tergerus oleh zaman. Betapa banyak
pelajar Indonesia melakukan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya mereka
lakukan. Contoh paling real adalah secara umum pelajar muslim 80%
melihat situs-situs porno, bermain game sampai lupa waktu yang sama sekali
tidak ada kaitannya dengan pelajaran di kelas atau apapun yang mampu
mengarahkan dirinya ke arah yang lebih baik. Lebih jauh lagi, dampak buruk
perkembangan teknologi jika tidak diimbangi dengan pendidikan berladaskan
tauhid, pelajar muslim akan lupa tanggung jawab sebagai seorang hamba,
semangatnya tidak lagi menggebu-gebu dalam beribadah begitu juga belajar, karena
muara dari segala pengetahuan yang ia pelajari hanya materi, sehingga mengalami
ketidak seimbangan dan sudah barang tentu, tidak mempunyai tujuan yang
haqiqi dalam hidup.
PENDIDIKAN INTEGRAL
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, integral berarti
meliputi seluruh bagian untuk menjadikan lengkap, utuh, bulat, sempurna. bisa
juga berarti tidak terpisahkan/terpadu. Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris,
integrated berarti menyatu padukan/menggabungan (two towns into one).
Dengan demikian, pendidikan integral berarti pendidikan yang mengarah pada
prinsip-prinsip kurikulum yang dikembangkan secara utuh dan sempurna sehingga
semua aspek merupakan bagian yang menyeluruh dan tidak terpisahkan/terpadu. Dalam
hal konsep pendidikan, ada banyak hal
yang diintegrasikan dalam model pendidikan integral, antara lain:
Pertama mendesain
lingkungan belajar yang terdiri dari 3 institusi yaitu sekolah, keluarga dan
masyarakat. Ketiga institusi ini saling terkait erat satu sama lain. Keluarga
merupakan institusi pendidikan yang utama dan pertama. Karena sebagian besar
waktu anak-anak dihabiskan di dalam lingkungan keluarga. Jika anak ingin sukses
di sekolah, maka orang tua tidak boleh tinggal diam dalam mengawasi tumbuh
kembang anak. Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang mutlak
dicari oleh orang tua. Dalam sistem pendidikan integral, lingkungan sekolah di desain
semenarik mungkin agar anak didik betah belajar di dalamnya. Mulai dari kelas, halaman
sekolah masjid sebagai sarana beribadah kepada Allah dan sebagainya. Tidak
hanya itu, dalam konsep pendidikan integral guru bukan saja mentransfer ilmu (transfer
of knowledge) tapi juga mentransfer nilai (transfer of value) sebagai
implementasi tanggung jawab pendidikan seluruh aspek. Institusi yang terakhir
yaitu masyarakat. lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak hingga kelak ia dewasa. masyarakat dengan sosio-kultur yang
beragam akan membawa anak kepada berbagai pilihan. Mulai dari life style,
paradigma berpikir, tradisi dan lain-lain. Memberikan kebebasan kepada anak
dalam bergaul adalah salah satu jalan untuk melatih anak belajar memahami
kondisi sekitarnya.
Kedua sekolah
integral mengembangkan beragam kecerdasan yang sudah dimiliki anak didik di
dalam diri. Masing-masing sebagai karakter dasar. Kecerdasan intelektual atau
1Q (intelektual quotient), kecerdasan emosi atau EQ (emosional
quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (spiritual quotient). Kecerdasan
intelektual (IQ) dikembangkan dengan cara membantu siswa melalui 4 learning,
yaitu tahap merencanakan kegiatan belajar untuk membantu siswa menjawab
pertanyaan, menggunakan berbagai sumber untuk mendapatkan informasi dan
mencatat hasil temuannya. Merenungkan apa yang telah dilakukan, dan
menyimpulkan apa yang telah ditemukan. Kecerdasan emosional (EQ) adalah
kemampuan untuk merasa. Kunci kecerdasan emosi adalah kejujuran diri kita
terhadap suara hati. EQ merupakan inti kemampuan pribadi dan sosial yang
merupakan kunci utama keberhasilan seseorang. Kecerdasan spiritual (SQ)
merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia karena ia merupakan
landasan yang diperlukan untuk mengfungsikan
IQ dan EQ.
Dari paparan di atas, konsep pendidikan integral
dirasa sangat cocok untuk bisa mengaplikasikan
nilai-nilai tauhid dalam sebuah kurikulum tanpa harus menghilangkan kurikulum
pemerintah.
PENDIDIKAN INTEGRAL BERBASIS TAUHID
Konsep pendidikan integral berbasis tauhid adalah
upaya untuk membentuk karakter pelajar
berlandaskan nilai-nilai islam. Pelajar diajak untuk mengenal kebesaran
Allah SWT. Dengan kecerdasan intelektualnya mereka akan takjub dengan keagungan
Allah SWT melalui tanda-tanda yang bisa dilihatnya melalui pengalaman belajar.
Tanda-tanda kebesaran Allah SWT dapat mereka lihat melalui diri sendiri maupun
alam semesta ciptaan-Nya, yang mana hal ini dapat memotivasi mereka untuk
mengaktifkan hati dan pikiran saat proses belajar. Secara alamiah, ketakjuban
siswa dalam mengaktifkan kesadaran yang tinggi akan adanya Allah SWT, akan
mengembangan rasa ingin tahu mereka dan akan meningkatkan minat belajarnya.
yang jelas, dengan pendidikan integral berbasis tauhid lengkaplah siklus
pembelajaran yang dimulai dari ketakjuban pada Allah SWT dan diakhiri dengan
menjadikan siswa lebih cinta, yakin dan lebih kagum pada Allah SWT.
HARAPAN DAN TANTANGAN
Di balik gagalnya pendidikan bangsa dalam membendung arus
perkembangan teknologi serta tidak mampu melahirkan manusia sholeh yang handal
sesuai harapan umat, pendidikan integral buah pemikiran panjang allahuyarham
Ust. Abdullah Said hadir untuk menjawab semua problematika yang ada. meskipun
teknologi datang sulit dibendung, menawarkan segala bentuk kemudahan,
menawarkan pernak-pernak dunia untuk merongrong jati diri pemuda muslim,
pendidikan integral berbasis tauhid muncul dengan gagahnya membawa solusi yang
mampu mengarahkan pelajar muslim tetap berkarakter nilai-nilai islam walaupun
teknologi baru datang membabi buta.
Pendidikan integral berbasis tauhid tak ubahnya oase
di tengah gurun pasir bagi pelajar muslim khususnya pelajar hidayatullah untuk
menghadapi tantangan pendidikan masa depan. harapannya untuk lembaga
Hidayatullah (1) menggiatkan di seluruh lapisan masyarakat pelajar Hidayatullah
(2) pendidikan integral berbasis tauhid mampu berdaptasi dengan perkembangan
teknologi (3) tetap bisa eksis dan
bersaing 20 hingga 30 tahun ke depan (4) sebagai lembaga percontohan bagi
sekolah lainnya dalam mentransformasikan nilai-nilai tauhid di tengah
perkembangan dunia pendidikan.
Daftar Pustaka
sumber buku
Said, Abdullah. 2015. Kuliah Syahadat. Surabaya:
Majalah Hidayatullah.
Mashud. 2013. Dikat Mata Kuliah Metode Berislam. Surabaya.
Sumber Internet
m.hidayatullah.com.
http://smplukmanhakim.blogspot.com/2014/04/konsep-pendidikan-
integral.tanggal 28-10-2018
jam 10:18 WIB.
http://journal.uncp.ac.id/index.php/edukasi/article//view/118.
tanggal 28-10-2018 jam 10:19
WIB.
Komentar
Posting Komentar