PEMIKIRAN PENDIDIKAN ALM. ABDULLAH SAID (Elaborasi Pemikiran Pendidikan Abdullah Said untuk Pengembangan LPI Hidayatullah di Era kontemporer)

Sumber : https://lpp-hidayatullah.com/

         Tanggal 7 januari tahun 1973 M bertepatan dengan tanggal 3 Dzulhijjah 1393 H adalal cikal bakal berdirinya lembaga  hidayatullah. adalah Allahuyarham Ust. Abdullah Said yang mempunyai idealisme tinggi berada di garda terdepan memulai gerakan perubahan itu. Putra bugis Makassar yang semula bernama Muhsin Kahar membulatkan tekad untuk merintis lembaga pendidikan di daerah Balikpapan Kalimantan Timur.

Pada awal perintisan, beliau di temani 5 orang sahabat yang telah berikrar setia untuk ikut serta membantu merintis lembaga pendidikan dan pengajaran  yang tidak hanya transfer ilmu (transfer of knowledge) semata, melainkan sebagai wasilah untuk membumikan nilai-nilai Islam. Kelima orang tersebut adalah Ustadz Usman Palase (berlatar belakang pendidikan Persis Bangil Jatim), Ustadz A. Hasan Ibrahim (Alumni PP Krapyak Yogyakarta) Ustadz Hasyim HS (Alumni PP. Gontor Ponorogo), Ustadz Nadzir Hasan dan Ustadz Kisman (Akademi Tarjih Muhammadiyah).

         Awal berdirinya, sekretariat pesantren bertempat di rumah HM Rasyid di jalan Gunung Sari, Balikpapan. Seiring berjalannya waktu, kegiatan pesanten di pindah oleh Ustadz Abdullah Said dkk di sebuah tempat di puncak gunung Karang Rejo. Sebuah kebun milik janda tua yang tanahnya di wakafkan sepenuhnya untuk kegiatan pendidikan. Di tempat inilah proses penggemblengan ruhani semakin di tingkatan. Puasa daud, qiyamul lain di galakkan saban hari dengan harapan mendapatkan pertolongan serta diberikan kemudahan oleh Allah SWT.

           Dari waktu ke waktu pesantren Hidayatullah akhirnya memantapkan diri berdomisili di daerah Gunung Tembak Balikpapan di atas tanah seluas 120 ha. atas jasa H. Asnawi arbain (walikota Balikpapan saat itu) yang berusaha mencarikan lokasi yang strategis untuk kegiatan pendidikan pesantren.

            Dalam proses perjalanannya, lembaga Hidayatullah  berkembang begitu pesat. bahkan sampai saat ini Hidayatullah telah memproklamirkan diri sejak th. 2010 sebagai ormas yang konsen bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan ekonomi.  Dari kota, desa hingga daerah pedalaman di seluruh Indonesia hampir semuanya tersentuh oleh konsep pendidikan, dakwah dan ekonomi yang di tawarkan Hidayatullah.

         Menurut data yang di peroleh dari depdik hidayatullah, hingga pada tahun 2017 lalu, Hidayatullah sudah memiliki 240 sekolah yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Namun, di tengah badai perkembangan kuantitas begitu pesat, ada poros yang harus dibentengi khususnya bidang pendidikan. Sehingga tidak mengalami disorientasi. Seiring berkembangnya teknologi informasi, banyak kalangan pelajar, baik pelajar Hidayatullah maupun pelajar di luar lembaga Hidayatullah menggunakan teknologi tidak secara baik. Hal ini perlu adanya solusi yang konstruktif dan aplikatif dalam membentengi pelajar hidayatullah agar tidak Tersibgah dalam kubangan teknologi yang negatif serta mampu beradaptasi dengan baik dengan perkembangan teknologi yang kian hari semakim masif. untuk bisa menjawab problem tersebut, elaborasi pemikiran pendidikan ust. Abdullah Said yang berbasis  pendidikan tauhid bisa menjadi pijakan awal.

PENDIDIKAN BERBASIS TAUHID

Dalam artikelnya yang berjudul “Generasi tahan uji” Ust. Abdullah Said menulis “makin tinggi kualitas syahadat seseorang, makin besar tanggung jawab yang di pikul. Makin banyak beban tanggung jawab terpikul, makin menggebu-gebu pula gairah kerja serta semangat juang dalam memanfaatkan waktu secara maksimal. Besar kecilnya tanggung jawab seseorang menjadi tanda kualitas syahadatnya, yang dapat diukur pada caranya memanfaatkan waktu. Seorang yang berkualitas selalu menumbuh suburkan bibit syahadatnya agar dapat terus di tingkatkan lebih tinggi lagi. Tiada waktu tanpa peningkatan kualitas syahadat. Tiada program kecuali peningkatan iman. Tiada mati kecuali dalam puncak jenjang syahadat, pasrah diri kepada Tuhan.

dari potongan artikel di atas, Allahuyarham Ust. Abdullah Said mengajak kepada pembaca untuk senantiasa memperbaharui kualitas syahadat setiap harinya. karena dengan syahadat yang kokoh, seorang hamba akan optimal dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya.

Sampai hari ini, pendidikan berbasis tauhid menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh pelajar muslim. Pendidikan tauhid adalah solusi paling ideal untuk menghadapi tantangan zaman, tantangan teknologi di masa depan. dengan pendidikan berbasis tauhid pada gilirannya akan menghasilkan output pendidikan yang tidak hanya cerdas dari sisi intelektual dan emosioal saja, lebih dari itu kecerdasan spiritual tertancap kokoh serta mempunyai karakter kepribadian nilai-nilai Islam. Oleh karenanya memahami pendidikan berbasis tauhid adalah langkah paling awal.

Konsep pendidikan tauhid adalah buah pemikiran panjang Allahuyarham Ust. Abdullah Said setelah melihat begitu carut marutnya kondisi pendidikan negeri.  Pendidikan tauhid adalah konsep pendidikan yang mengantarkan peserta didik mampu mengenal dirinya sekaligus mengenal Allah SWT. tumbuh spirit belajarnya, tampil dengan semangat etos kerja yang membanggakan hanya semata-mata mengharap ridho Allah SWT.

        Konsep pendidikan tauhid  mengajak kepada seluruh pelajar muslim untuk senantiasa mentarbiyah diri mempunyai karakter berlandaskan nilai-nilai Islam. betapun pengetahuan yang sudah ia kuasai, ia harus tetap teguh berpegang kepada tali tauhid dan meyakini bahwa pengetahuan datangnya hanya dari rabbul alamien Allah SWT.

            Sementara itu, konsep pendidikan yang tidak berlandaskan tauhid akan senantiasa kehilangan arah, akan terombang-ambing, tergerus oleh zaman. Betapa banyak pelajar Indonesia melakukan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya mereka lakukan. Contoh paling real adalah secara umum pelajar muslim 80% melihat situs-situs porno, bermain game sampai lupa waktu yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pelajaran di kelas atau apapun yang mampu mengarahkan dirinya ke arah yang lebih baik. Lebih jauh lagi, dampak buruk perkembangan teknologi jika tidak diimbangi dengan pendidikan berladaskan tauhid, pelajar muslim akan lupa tanggung jawab sebagai seorang hamba, semangatnya tidak lagi menggebu-gebu dalam beribadah begitu juga belajar, karena muara dari segala pengetahuan yang ia pelajari hanya materi, sehingga mengalami ketidak seimbangan  dan  sudah  barang tentu, tidak mempunyai tujuan yang haqiqi dalam hidup.

PENDIDIKAN INTEGRAL

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, integral berarti meliputi seluruh bagian untuk menjadikan lengkap, utuh, bulat, sempurna. bisa juga berarti tidak terpisahkan/terpadu. Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris, integrated berarti menyatu padukan/menggabungan (two towns into one). Dengan demikian, pendidikan integral berarti pendidikan yang mengarah pada prinsip-prinsip kurikulum yang dikembangkan secara utuh dan sempurna sehingga semua aspek merupakan bagian yang menyeluruh dan tidak terpisahkan/terpadu. Dalam hal  konsep pendidikan, ada banyak hal yang diintegrasikan dalam model pendidikan integral, antara lain:

Pertama mendesain lingkungan belajar yang terdiri dari 3 institusi yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Ketiga institusi ini saling terkait erat satu sama lain. Keluarga merupakan institusi pendidikan yang utama dan pertama. Karena sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di dalam lingkungan keluarga. Jika anak ingin sukses di sekolah, maka orang tua tidak boleh tinggal diam dalam mengawasi tumbuh kembang anak. Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang mutlak dicari oleh orang tua. Dalam sistem pendidikan integral, lingkungan sekolah di desain semenarik mungkin agar anak didik betah belajar di dalamnya. Mulai dari kelas, halaman sekolah masjid sebagai sarana beribadah kepada Allah dan sebagainya. Tidak hanya itu, dalam konsep pendidikan integral guru bukan saja mentransfer ilmu (transfer of knowledge) tapi juga mentransfer nilai (transfer of value) sebagai implementasi tanggung jawab pendidikan seluruh aspek. Institusi yang terakhir yaitu masyarakat. lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga kelak ia dewasa. masyarakat dengan sosio-kultur yang beragam akan membawa anak kepada berbagai pilihan. Mulai dari life style, paradigma berpikir, tradisi dan lain-lain. Memberikan kebebasan kepada anak dalam bergaul adalah salah satu jalan untuk melatih anak belajar memahami kondisi sekitarnya.

Kedua sekolah integral mengembangkan beragam kecerdasan yang sudah dimiliki anak didik di dalam diri. Masing-masing sebagai karakter dasar. Kecerdasan intelektual atau 1Q (intelektual quotient), kecerdasan emosi atau EQ (emosional quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (spiritual quotient). Kecerdasan intelektual (IQ) dikembangkan dengan cara membantu siswa melalui 4 learning, yaitu tahap merencanakan kegiatan belajar untuk membantu siswa menjawab pertanyaan, menggunakan berbagai sumber untuk mendapatkan informasi dan mencatat hasil temuannya. Merenungkan apa yang telah dilakukan, dan menyimpulkan apa yang telah ditemukan. Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan untuk merasa. Kunci kecerdasan emosi adalah kejujuran diri kita terhadap suara hati. EQ merupakan inti kemampuan pribadi dan sosial yang merupakan kunci utama keberhasilan seseorang. Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia karena ia merupakan landasan yang diperlukan untuk mengfungsikan  IQ dan EQ.

Dari paparan di atas, konsep pendidikan integral dirasa sangat cocok untuk  bisa mengaplikasikan nilai-nilai tauhid dalam sebuah kurikulum tanpa harus menghilangkan kurikulum pemerintah.

PENDIDIKAN INTEGRAL BERBASIS TAUHID

Konsep pendidikan integral berbasis tauhid adalah upaya untuk membentuk karakter pelajar  berlandaskan nilai-nilai islam. Pelajar diajak untuk mengenal kebesaran Allah SWT. Dengan kecerdasan intelektualnya mereka akan takjub dengan keagungan Allah SWT melalui tanda-tanda yang bisa dilihatnya melalui pengalaman belajar. Tanda-tanda kebesaran Allah SWT dapat mereka lihat melalui diri sendiri maupun alam semesta ciptaan-Nya, yang mana hal ini dapat memotivasi mereka untuk mengaktifkan hati dan pikiran saat proses belajar. Secara alamiah, ketakjuban siswa dalam mengaktifkan kesadaran yang tinggi akan adanya Allah SWT, akan mengembangan rasa ingin tahu mereka dan akan meningkatkan minat belajarnya. yang jelas, dengan pendidikan integral berbasis tauhid lengkaplah siklus pembelajaran yang dimulai dari ketakjuban pada Allah SWT dan diakhiri dengan menjadikan siswa lebih cinta, yakin dan lebih kagum pada Allah SWT.

HARAPAN DAN TANTANGAN

Di balik gagalnya pendidikan bangsa dalam membendung arus perkembangan teknologi serta tidak mampu melahirkan manusia sholeh yang handal sesuai harapan umat, pendidikan integral buah pemikiran panjang allahuyarham Ust. Abdullah Said hadir untuk menjawab semua problematika yang ada. meskipun teknologi datang sulit dibendung, menawarkan segala bentuk kemudahan, menawarkan pernak-pernak dunia untuk merongrong jati diri pemuda muslim, pendidikan integral berbasis tauhid muncul dengan gagahnya membawa solusi yang mampu mengarahkan pelajar muslim tetap berkarakter nilai-nilai islam walaupun teknologi baru datang membabi buta.

Pendidikan integral berbasis tauhid tak ubahnya oase di tengah gurun pasir bagi pelajar muslim khususnya pelajar hidayatullah untuk menghadapi tantangan pendidikan masa depan. harapannya untuk lembaga Hidayatullah (1) menggiatkan di seluruh lapisan masyarakat pelajar Hidayatullah (2) pendidikan integral berbasis tauhid mampu berdaptasi dengan perkembangan teknologi  (3) tetap bisa eksis dan bersaing 20 hingga 30 tahun ke depan (4) sebagai lembaga percontohan bagi sekolah lainnya dalam mentransformasikan nilai-nilai tauhid di tengah perkembangan dunia pendidikan.

 

Daftar Pustaka

sumber buku

Said, Abdullah. 2015. Kuliah Syahadat. Surabaya: Majalah Hidayatullah.

Mashud. 2013. Dikat Mata Kuliah Metode Berislam. Surabaya.

 

Sumber Internet

m.hidayatullah.com.

http://smplukmanhakim.blogspot.com/2014/04/konsep-pendidikan- integral.tanggal 28-10-2018 jam 10:18 WIB.

http://journal.uncp.ac.id/index.php/edukasi/article//view/118. tanggal 28-10-2018 jam 10:19 WIB. 

Komentar

Postingan Populer