Ibu

Zawawi Imron
 
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting

hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir



bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan

lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar


ibu adalah gua pertapaanku


dan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang meyemerbak bau sayang

ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi

aku mengangguk meskipun kurang mengerti



bila kasihmu ibarat samudera

sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu

Komentar

Postingan Populer